Search This Blog

Pages

Wednesday, 2 March 2016

Tips Jitu Agar Harmonis Dalam Rumah Tangga

Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter  yang membentuk kekuatan eksitensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi.

Warna hitam misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin, jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri, tapi jika berpadu dengan warna putih akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat.


Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter, ada karakter pria, wanita, anak-anak bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna, pasti ada kelebihan dan kekurangan.
Nah, disitulah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.
Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi, disinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antara mereka.
Ada 4 hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan rumah tangga.
1.   Jangan Melihat ke Belakang
Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. “kenapa saya waktu itu mau menerima saja, ya? kenapa tidak saya tolak?” Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini.
Langkah itu sama sekali tidak menghasilkan perubahan yang baik, justru akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian.


Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. atau na’udzbillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka piintu setan sehingga kian meracuni kita.
2.   Berpikir Objektif
Terkadang konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat, ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh.
Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya, lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa, tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.


Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami, jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. misalnya, suami yang tidak becus mancari duit atau suami dituduh sebagai pemalas, kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi, suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis dan kurang pengertian.
Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga, tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan sekaligus melatih kemandirian anak.
3.   Lihat Kelebihan Pasangan Jangan Sebaliknya
Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita, jangan sebaliknya, mengungkit-unkit kekuranagan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya.


Mungkin secara materi dan fisikpasangan kita mempunyai banyak kekurangan. rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. tapi, di sinilah uniknya berumah tangga, bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu.
Berarti ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita, paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara, luar biasa niainya disisi Allah. Dari situlah kita memandang sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita  itu  dilengkapi dengan kelebihan yang kita milliki, bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.
4.   Sertakan Sakralitas Berumah Tangga
Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah, padahal kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan, justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan.


Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada Sang pemilik masalah, Allah swt. Pasangan rasa baik sangka kepada Allah swt. tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.
Lakukanlah pendekatan ubudiyah jangan bosan dengan doa, bisa jadi dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terlihat ringan. dan secara otomatis, solusi akan terlihat depan mata. Insya Allah.

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Ya

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com